Jumat, 07 September 2018

IINFO !! Bahan makanan ternak : dedak serta pollard


Dedak padi (Oriza sativa) 

Dedak padi didapat dari penggilingan padi jadi beras. Jumlahnya dedak padi yang dibuat bergantung pada langkah penggilingan. Sekitar 14,4% dedak kasar, 26,99% dedak halus, 3% bekatul serta 1-17% menir bisa dibuat dari berat gabah kering. 

Dedak padi cukuplah disukai ternak. Penggunaan dedak padi dalam ransum ternak biasanya sampai 25% dari kombinasi konsentrat. Meskipun tidak memiliki kandungan zat antinutrisi, pembatasan dikerjakan karena penggunaan dedak padi dalam jumlahnya besar bisa mengakibatkan susahnya pengosongan aliran pencernaan karena karakter pencahar pada dedak. Penambahan lagi pemakaian dedak padi dalam jumlahnya besar dalam kombinasi konsentrat bisa sangat mungkin ransum itu gampang alami ketengikan saat penyimpanan. Salah satunya pemicu ketengikan ini datang dari tingginya kandungan lemak kasar pada dedak hingga gampang alami oksidasi yang mengakibatkan ransum cepat tengik. 

Dengan kualitatif kualitas dedak padi bisa ditest dengan memakai bulk density atau uji apung. Bulk density dedak padi yang baik ialah 337,2 – 350,7 g/l. Semakin banyak dedak padi yang mengapung, semakin buruk kualitas dedak padi itu. diluar itu uji organoleptik seperti struktur, perasaan, warna, berbau daun uji sekam (flouroglusinol) bisa digunakan untuk tahu kualitas dedak padi yang baik. Berbau tengik adalah tanda-tanda yang baik untuk dedak yang alami rusaknya. 

Dedak padi yang berkualitas baik memiliki protein rata-rata pada bahan kering ialah 12,4% , lemak 13,6% serta serat kasar 11,6%. Dedak padi menyiapkan protein yang lebih berkualitas dibanding dengan jagung. Dedak padi kaya thiamin serta tinggi sekali akan niasin. Dedak padi begitu rawan untuk alami pengoplosan dengan bahan lainnya seperti sekam, serbuk gergaji serta kapur. 

Pollard (dedak gandum-Triticum sativum lank) 

Pollard adalah sampah dari penggilingan gandm jadi terigu. Angka konversi pollard berbahan baku seputar 25-26%. Pollard adalah pakan yang populer serta terpenting pada pakan ternak karena palatabilitasnya cukuplah tinggi. 

Pollard tidak memiliki antinutrisi, tapi pemakaian pollardperlu dibatasi mengingat ada karakter pencahar yang ada di pollard. Karena ada karakter pencahar itu, karena itu pollard akan berharga begitu baik jika dikasihkan ada ternak-ternak dara.

Baca Juga : Mesin Giling Serbaguna Untuk Kosentrat Dan Fermentasi Pakan Sapi

Dengan kualitatif kualitas pollard bisa ditest dengan memakai uji bulk density atau uji apung. Bulk density pollard ialah 208,7 g/l. Bulk density yang besar atau lebih kecil bisa bermakna ada kerancuan atau pemalsuan. Semakin banyak pollard yang mengapung, semakin banyak sekam yang ada pada pollard itu. uji flouroglucinol bisa digunakan untuk menguji sekam pollard. Diluar itu juga uji organoleptik seperti struktur, perasaan, warna serta berbau bisa digunakan untuk tahu kualitas pollard yang baik. 

Pollard adalah salah satunya pakan ternak yang populer serta nilai produksi yang dibuat kelihatannya semakin besar dibanding yang diprediksikan dari kandungan protein serta kecernaan nilai zat makanannya. Pemberian pollard umumnya digabung dengan butiran serta dengan pakan yang kaya protein seperti bungkil-bungkilan. Pollard memiliki nilai yang tinggi saat digunakan lebih dari seperempat sisi konsentrat. 

Kualitas protein pollard lebih baik dari jagung, tapi lebih rendah dibanding kualitas protein bungkil kedelai, susu, ikan serta daging. Pollard kaya phosphor (P), feerum (Fe) tapi miskin akan kalsium (Ca). pollard memiliki kandungan 1,2 9% P, tapi cuma memiliki kandungan 0,13% Ca. sisi paling besar dari P ada pada bentuk phitin phosphor. Polaard tidak memiliki kandungan vitamin A atau vitamin, tapi kaya niacin serta thiamin.

Sumber : https://intannursiam.wordpress.com/2010/08/18/bahan-makanan-ternak-dedak-dan-pollard/

Jumat, 17 Agustus 2018

CARA MEMBUAT PELET UDANG



I. PENDAHULUAN 
Cost pakan dalam usaha budidaya ikan diperlukan seputar pada 50 - 50% dari keseluruhan cost produksi, hingga perluadanya usaha untuk meredam cost itu, dengan membuat pakan sendiri. Untuk menangani penyediaan pakan buatan (Pelet) dengan jumlahnya serta kualitas yang baik. 
Ada banyak hal yang perlu dilihat dalam pembuatan pelet yakni : 
Pelet mesti gampang diolah oleh ikan. 
Memiliki kandungan gizi yang cukuplah, terpenting kandungan proteinnya mesti di atas 25, diluar itu juga harus memiliki kandungan lemak. Vitamin, mineral, zat kapur serta karbohidrat. 
Pellet mesti memiliki daya apung dan tidak cepat hancur di air. 
Pellet mesti bisa disimpan dalam periode waktu yang lama. 

II. PERALATAN DAN BAHAN 

1. PERALATAN 
Perlengkapan untuk bikin pakan Pelet dengan simpel, praktis serta gampang salah satunya yaitu dengan memakai gilingan daging yang dimodifikasi / mesin pelet jadi yang banyak dipasaran, nampan plastik, ayakan, gayung plastik, ember plastik, kipas angin serta tmbangan. 

2. BAHAN 
Bahan untuk membuata palakn Pellet terbagi dalam dua grup yakni baku pokok serta 
bahan penambahan (Suplemental feeds). penentuan bahan baku semestinya diambil : 
- Murah serta gampang didapat. 
- Bergizi tinggi. 
- Gampang mengolahnya. 
- Tidak memiliki kandungan toksin. 

Bahan baku yang digunakan : 

a. Tepung Ikan 
Beberapa ciri tepung ikan yang baik mutunya salah satunya merupakan dengan visual bersih tidak 
terkontaminasi oleh kutu atau serangga lainnya bau ciri khas seperti ikan kering, berwarna 
kuning kecoklatan, kering tidak lembab, tidak berbau apek, tengik atau asam. kandungan 
tepung ikan yang baik memiliki kandungan proten pada 55,70%. 

b. Bungkil Kelapa 
Yakni ampas kelapa yang telah dikeringkan serta telah berupa tepung. 

c. Dedak Halus 
Didapat dari sampah pabrik penggilingan padi. 

d. Tepung Kedelai 

e. Tepung Jagung 

f. Tepung Tapioka 

Kelebihan Pellet buatan sendiri : 
- Harga jadi tambah murah jika dibanding dengan harga yang kita beli di toko. 
- Tetap dalam kondisi baru. 
- Turut menolong dalam kurangi pencemaran karena sampah pabrik. 


III. CARA PEMBUATAN PELLET 

a. Memprsiapkan bahan baku, membuat jumlahnya tiap-tiap komponen serta menimbang. 
Dengan susunan formulasi seperti tabel : 


     No Bahan
    Pakan
    Kandungan
    Protein
    Kandungan
    Lemak
    IIIII
     1Tepung Ikan62.998.4352535
     2Tepung Kedelai36,614.30555
     3Bungkil Kelapa18.4615.73151515
     4Tepung Jagung10.400.53101010
     5Dedak Halus15.586.8303530
     6Tepung Tapioka2.62.6151010
     7Vitamin111
     8Mineral222
b. Mencampurkan beberapa bahan seperti tepung ikan, tepung kedelai, bungkil kelapa, dedak 
halus,tepung jagung satu wadah sampai rata, pada wadah yang terpisah digabung 
juga dengan vitamin mix serta mineral mix. Lalu ke-2 wadah itu dicampurkan sampai rata. 

c. Buat perekat dari tepung sagu dengan volume air 500 ml untuk 1 Kg pakan sesudah 
rata serta kental lalu dicampurkan dengan kombinasi bahan baku sama dengan 
huruf b di atas lalu diaduk sampai rata. 

d. Membuat adonan pakan di atas jadi gumpalan-gumpalan untuk mempermudah 
dalam proses pencetakan pellet. 

e. Pencetakan pelet dengan mesin/alat pellet sesuai dengan piringannya dengan 
diameter pellet yang diinginkan. 

f. Pengiriman pellet dapat dengan memakai oven 600C saat 24 jam atau diangin- 
anginkan/dijemur sampai kering. 

g. Mengemas pakan serta menyimpannya di tempat dingin serta kering. 

Sumber : http://ilmu-taniternak.blogspot.com/2013/03/cara-pembuatan-pakan-pellet-ikanudang.html

Rabu, 15 Agustus 2018

MESIN GILING KEONG, IKAN, BANGKAI AYAM

MESIN GILING KEONG, IKAN, BANGKAI AYAM 

UNTUK PAKAN TERNAK



Keong sawah, bangkai ayam, dan ikan merupakan sumber protein yang baik jika di olah menjadi pakan ternak, namun sebelum di berikan ke ternak harus melalui tahapan lain terlebih dahulu antara lain : 

1.Proses pemasakan ( perebusan ) yang berfungsi mematikan mikrobia yang kurang baik untuk ternak sehingga aman jika di konsumsi untuk hewan ternak kita terutama bangkai ayam dan keong sawah

2.Proses penggilingan atau penghancuran yang berfungsi melembutkan daging dan cangkang keong, menghancurkan bulu, tulang, daging bangkai ayam, menggiling daging ikan beserta tulang - tulangnya sehingga mempermudah proses pemberikan pakan ke ternak ataupun mempermudah proses pengolahan lanjutan seperti sebagai bahan campuran pelet

Hasil gilingan biasanya di aplikasikan untuk pakan bebek, ikan, ayam, dll yang membutuhkan asupan protein yang tinggi yang berpengaruh dalam pertumbuh kembangan bobot dan kesehatan hewan 

Kami CV. KIOS MESIN memproduksi mesin penggiling /penghancur bankai ayam, keong, ikan dengan spesifikasi sebagai berikut : 


Spesifikasi
Sistem                          : Kombinasi Screw dan Pisau Horizontal
Dimensi                       : 900 x 600 x 1100 mm
Pengerak                     : Diesel 8
 HP
Material Tabung          : Mild Steel
Material Rangka          : Siku, UNP   
Material Corong          : Mild Steel
Material Pencetak       : Mild Steel
Transmisi                    : Chain,Pulley Dan V-Belt
Kapasitas                     : 80-100 kg/jam


Spesifikasi
Sistem                          : Kombinasi Screw dan Pisau Horizontal
Dimensi                       : 1000 x 650 x 1100 mm
Pengerak                     : Diesel  12 
HP
Material Tabung          : Mild Steel
Material Rangka          : Siku, UNP   
Material Corong          : Mild Steel
Material Pencetak       : Mild Steel

Transmisi                    : Chain,Pulley Dan V-Belt
Kapasitas                     : 120-150 kg/jam

Sabtu, 11 Agustus 2018

KETAHUI CARANYA Membuat Tepung Bulu



Limbah bulu ayam makin bertambah bersamaan meningkatnya populasi ayam serta tingkat pemotongan menjadi karena meningkatnya keinginan daging ayam di pasar. Bulu ayam sampai sekarang ini sedikit digunakan serta cuma beberapa kecil saja yang digunakan menjadi bahan untuk bikin kemoceng, pengisi jok, pupuk tanaman, kerajinan tangan/hiasan serta shuttle cock (Adiati et al., 2004). Menurut Packham (1982) jika hasil dari pemotongan tiap-tiap ekor ternak unggas akan didapat bulu sekitar ± 6% dani berat hidup (berat potong ± 1, 5 kg). Sebelum bulu ayam dikasihkan ke Ternak, bulu ayam di proses terlebih dulu jadi tepung. Pemrosesan bulu ayam pada prinsipnya untuk melemahkan atau akan memutus ikatan dalam keratin lewat proses hidrolisis. Beberapa cara pemrosesan sudah di teliti untuk tingkatkan kecernaan dari bulu 
ayam. Pemrosesan bulu ayam jadi tepung bisa dikerjakan dengan cara-cara, diantaranya : 


1. Pemrosesan dengan fisik 
Sampah bulu ayam yang diolah memakai tehnik fisik bisa dikerjakan dengan desakan serta suhu tinggi, yakni pada suhu 105°C dengan desakan 3atm serta kandungan air 40% saat 8 jam. Sampel yang telah bersih akan di autoklaf, lalu dikeringkan serta siap untuk digiling (Adiati et. al., 2004). 
2. Pemrosesan dengan kimiawi 
Proses kimiawi dikerjakan dengan menambahkan HCl 12%, dengan ratio 2 : 1 pada bulu ayam yang telah bersih, lantas disimpan dalam wadah tertutup saat empat hari. Sampel yang sudah di rendam oleh HCl 12% lalu dikeringkan serta siap untuk digiling jadi tepung. 
3. Pemrosesan dengan enzimatis 
Bulu ayam yang diolah dengan tehnik enzimatis dikerjakan dengan memberikan enzim proteolitik 0, 4% serta disimpan saat dua jam pada suhu 52oC. Bulu ayam lalu dipanaskan pada suhu 87oC sampai kering serta digiling sampai jadi tepung. 
4. Pemrosesan dengan kimia dengan basa 
Pemrosesan dengan kimia memakai basa, bisa dikerjakan dengan memberikan NaOH 6%, dibarengi pemanasan serta desakan memakai autoklaf. Bulu ayam yang telah siap lalu dikeringkan serta digiling (Puastuti 2007). 
Bulu ayam begitu mungkin jadikan menjadi sumber protein pakan ternak, karena kandungan protein kasarnya tinggi yakni 85-95%. Bulu ayam bisa digunakan untuk kombinasi pakan ternak unggas ataupun ternak ruminansia bahkan juga jadikan pelet untuk pakan ikan. 

1. TEPUNG BULU UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA 
Pemakaian bulu ayam menjadi sumber protein pada ransum ternak ruminansia sedikit dikerjakan. Hal seperti ini karena disebabkan protein yang terdapat didalamnya susah diolah. Protein kasar bulu ayam termasuk juga dalam type protein serat, yakni keratin yang susah diolah baik oleh mikroorganisme rumen ataupun oleh enzim-enzim pencernaan pascarumen (Tillman et. al., 1982). Kelebihan pemakaian tepung bulu ayam untuk ternak ruminansia merupakan ada beberapa protein yang tahan pada perombakan oleh mikroorganisme rumen (rumen undegradable protein/RUP), akan tetapi dapat diuraikan dengan enzimatis pada aliran pencernaan pascarumen. Nilai RUP itu sekitar pada 53-88%, sesaat nilai kecernaan dalam rumen sekitar 12-46%. 

2. TEPUNG BULU UNTUK PAKAN TERNAK UNGGAS 
Pemakaian tepung bulu ayam untuk ransum unggas menjadi alternatif sumber protein pakan konvensional (bungkil kedelai) s/d skala 40 persen dari keseluruhan protein ransum memberi tanggapan sebagus ransum kontrol. Beberapa hasil riset tunjukkan jika tepung bulu bisa dipakai pada level tidak lebih dari 4 persen dari keseluruhan formula ransum tanpa membuat produktivitas unggas turun. Makin baik pengolahannya, makin baik juga akhirnya. Makin banyak dipakai tepung ini malah akan mendesak prestasi unggas, produksi telur menyusut serta bertambahnya berat tubuh juga turun (Rasyaf, 1992). Tepung bulu tidak disenangi (kurang palatable) oleh ternak, hingga penggunaannya dalam ransum mesti dibatasi. Penggunaan yang terlalu berlebih akan kurangi mengkonsumsi ransum, mengkibatkan kandungan asam amino yang tidak beralih Penggunaan dalam ransum unggas serta babi dianjurkan maximum 5-7 persen. Untuk broiler (ayam potong) dianjurkan < 5%, untuk ayam petelur 7%. Di lapangan, pabrik pakan cuma memakai tepung bulu seputar 1- 2 persen saja dalam ransum pakan lengkap. 

Pelet bulu ayam adalah salah satunya pengembangan makanan ikan yang bahan dasarnya terbuat dari bulu ayam. Bulu ayam yang dipakai menjadi bahan basic pembuatan pelet merupakan bulu ayam kering yang sudah digiling hingga serat bulu ayamnya tambah lebih lembut. Hasil uji laboratorium yang sudah dikerjakan pada sampel pelet bulu ayam yang diujikan di LPPT Kampus Gadjah Mada, pelet bulu ayam mempunyai kandungan air sebesar 9, 16 persen, abu sebesar 3, 47 persen, serat kasar sebesar 6, 65 persen, protein sebesar 20, 22 persen, karbohidrat sebesar 65, 29% serta lemak sebesar 1, 86 persen. Dari pengujian itu bisa kita kenali sebenarnya pelet bulu ayam mempunyai kandungan protein, karbohidrat, serta lemak yang bisa meningkatkan berat tubuh ikan. 
Kelebihan produk pelet bulu ayam adalah ramah lingkungan, dimaksud ramah lingkungan karena produk pelet ini benar-benar tidak memakai kombinasi bahan kimia. Bahan basic yang dipakai yaitu sampah bulu ayam. Tidak hanya untuk kurangi pencemaran lingkungan, pemrosesan sampah bulu ayam bisa dimaksimalkan bukan sekedar menjadi bahan basic kemoceng, isian bantal serta boneka. Selain itu pelet bulu ayam gampang dalam proses produksi, karena dengan memakai mesin-mesin yang gampang diketemukan seperti mesin penggiling bulu ayam, mesin pencetak pelet, serta mesin oven. Diluar itu beberapa bahan kombinasi lainnya untuk bikin pelet bulu ayam cukuplah gampang diketemukan di market. Pelet bulu ayam di jual dengan harga yang murah, dengan harga Rp 7. 000, 00 telah memperoleh satu paket pelet bulu ayam. Tidak hanya dengan harga yang cukuplah murah isi pelet bulu ayam ini tambah lebih banyak dibanding pelet umumnya. (kompasiana. com). 


Masalah utama pemakaian tepung bulu ayam dalam ransum untuk ternak merupakan rendahnya daya cerna protein bulu. Hal itu dikarenakan sejumlah besar kandungan protein kasar berupa keratin (SRI INDAH, 1993). Dalam aliran pencernaan, keratin tidak bisa dirombak jadi protein tercerna hingga tidak bisa digunakan oleh ternak. Supaya bisa digunakan menjadi bahan pakan, bulu ayam mesti berikan perlakuan, dengan memecah ikatan sulfur dari sistin dalam bulu ayam itu.

Sumber : http://www.ilmuternak.com/2015/05/tepung-bulu-ayam-untuk-pakan-ternak.html

MESIN PENEPUNG BULU AYAM, BEBEK, ANGSA



Terdengar sedikit aneh memang, tepung ini dihasilkan dari bulu yang didapat dari bahan sisa industri pemotongan maupun ayam tak layak konsumsi manusia. Cara pembuatannya: bulu dibersihkan dulu, di masak dengan suhu tinggi (hidrolisis), ditiriskan, dikeringkan baru kemudian digiling halus. Meskipun kandungan protein tepung bulu unggas sangat tinggi sekitar 85%, tapi tidak semuanya dapat diserap oleh ayam, sebagian besar akan terbuang lewat kotoran. Karena kandungan asam aminonya relatif rendah maka penggunaan dalam campuran pakan sebaiknya hanya sekitar 2 % saja. Jenis makanan ini tidak dianjurkan bagi pakan untuk anakan atau ayam muda. Ada pula di gunakan sebagai campuran dalam pembuatan pelet ikan apung untuk meningkatkan daya apung pelet terhadap air

Berikut Spesifikasi Mesinnya

- Kapasitas                 : 10-20 kg/jam
- Material Pisau          : Besi Baja
- Penggerak                : Diesel 8 HP
- Dimensi                   : 800 x 600 x 1000 mm
- Material Penggiling : Plat Besi
- Rangka Mesin         : Besi Siku
Transmisi                 : V-belt Dan Pulley

- Kapasitas                 : 30 – 40 kg/jam
Material Pisau          : Besi Baja
- Penggerak                : Diesel 16 HP
- Dimensi                   : 900 x 600 x 1000 mm
- Material Penggiling : Plat Besi
- Rangka Mesin         : Besi UNP
- Transmisi                 : V-belt Dan Pulley

- Kapasitas                 : 50 – 80 kg/jam
Material Pisau          : Besi Baja
- Penggerak                : Diesel 22 HP
- Dimensi                   : 1000 x 600 x 1000 mm
- Material Penggiling : Plat Besi
- Rangka Mesin         : Besi UNP
- Transmisi                 : V-belt Dan Pulley

Kamis, 09 Agustus 2018

INFO PENTING Konsentrat Pakan Ternak



Konsentrat dibedakan dua grup, yakni konsentrat sumber enegi (carbonaseous concentrate) serta konsentrat sumber protein (proteinaseous concentrate). Carbonaseous concentrate adalah konsentrat yang memiliki kandungan daya tinggi, protein rendah dengan protein kasar kurang dari 20 % serta serat kasar 18 %, sedang proteinaseous concentrate merupakan konsentrat yang memiliki kandungan protein tinggi dengan protein kasar lebih dari 2 % (Prawirokusumo, 1994). 

A. KONSENTRAT SUMBER PROTEIN 
Semua jenis bahan pakan yang memiliki kandungan protein kasar >20%. Pemakaian konsentrat protein terpenting diperuntukkan untuk ternak muda, ternak tumbuh cepat serta ternak produksi tinggi. Berdasar pada sumbernya, bahan konsentrat protein datang dari : 
1. Limah dari ikan laut 
2. hewan darat 
3. tanaman 
4. asam amino sintetik 
Konsentrat protein bisa dibikin lewat cara menghilangkan komponen nonprotein seperti lemak, karbohidrat, mineral, serta air, hingga kandungan protein produk jadi tambah tinggi dibanding bahan baku aslinya (Amoo et al. 2006). Penghapusan komponen nonprotein pada pembuatan konsentrat protein bisa dikerjakan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi bisa dikerjakan dengan memakai larutan alkohol atau larutan asam. Pelarut alkohol yakni aseton adalah pelarut organik yang berbentuk polar yang mempunyai potensi untuk memisahkan fraksi gula larut air serta lemak tanpa melarutkan proteinnya. (Amoo et al. 2006). 

B. KONSENTRAT SUMBER ENERGI 
Semua jenis bahan pakan yang disebut sumber daya serta penuhi prasyarat spesifik (serat kasar < 18%, dinding sel <35% serta protein < 20%). Manfaatnya konsentrat sumber daya yakni untuk meningkatkan jumlahnya mengkonsumsi daya atau untuk meningkatkan densitas daya didalam ransum. Daya yang terdapat didalam konsentrat daya terpenting datang dari karbohidrat yang gampang larut atau minyak serta lemak Bahan pakan yang tinggi kandungan dayanya (DE, ME atau NE) biasanya memiliki kandungan protein rendah sampai tengah, meskipun ada banyak jenis yang memiliki kandungan protein tinggi. Ternak lebih gampang mendapatkan daya dari konsentrat daya dibanding yang berasal forase meskipun daya bruto atau gross energy (GE) hampir serupa. 
Bahan Konsentrat Daya mencakup : 
1. Beberapa jenis bahan pakan butiran sebangsa padi termasuk juga hasil sebelahnya. 
2. Beberapa jenis umbi 
3. Beberapa jenis tetes serta yang sejenis 
4. Beberapa jenis minyak serta lemak 
Pollard (Triticum aestivum) adalah bahan pakan konsentrat untuk sapi perah yang banyak dipakai oleh peternak menjadi sumber daya serta protein. Diluar itu menurut Arditya (2010), dalam 100% BK nilai gizi yang ada dalam pollard merupakan 8, 81% serat kasar, 5, 1% lemak kasar, 45, 0% bahan ekstrak tanpa nitrogen serta 24, 1% abu.

Sumber : http://www.ilmuternak.com/2015/03/konsentrat-untuk-pakan-ternak.html

Rabu, 08 Agustus 2018

Kandungan Nutrisi Pelepah



Pelepah sawit jadi pakan ternak berubah menjadi satu diantaranya pemecahan buat pebisnis peternakan, yg sangatlah sukar sediakan sumber pakan memiliki serat serta berprotein buat ternaknya. Hal semacam ini disebabkan bertambah sempitnya tanah terbuka yg ada, ditambah laju perkembangan banyaknya manusia yg cukuplah tinggi hingga butuh area buat perumahan, serta petani lantas lebih tertarik buat menanam tanaman pangan kepentingan manusia yg lebih berfaedah dengan cara langsung. 

Pelepah Sawit Jadi Pakan Ternak Oleh sebab itu, pemanfaatan pelepah sawit jadi pakan ternak adalah trik buat selesaikan kekurangan pakan ternak kita seperti sapi, kambing, serta domba. Dengan memanfaatkan produk samping yg biasa kita fikir jadi satu sampah atau kotoran perkebunan sawit, karena itu banyak peternak bisa mengintegrasikan upaya pekerbunan denga upaya peternakan.



Pakan yang bisa kita ambillah jadi pakan ternak di perkebunan sawit ialah pelepah serta daun sawit. Kebanyakan pelepah daun sawit ini dipotong oleh petani sebelum buah dipanen. Aktivitas ini diselesaikan dikarenakan letak isyarat pelepah sawit ada pada celah-celahnya pelepah sawit. Perkiraan hasil kotoran pelepah sawit bersama-sama daunnya banyak sekali, jadi apabila tak kita pakai tentulah bakal mengotori lingkungan, di lain bagian, pelepah serta daun sawit dapat dimanfaatkan jadi pakan ternak serta berubah menjadi pemecahan untuk peternak sapi terutama sebab pakan hijauan yg sangatlah sukar buat diterima. 

Apabila kita lihat dari nilai nutrisi yg di kandung oleh kotoran psawit ini, sangatlah mungkin buat dipakai jadi pakan ternak. Hasil dari sejumlah tinjauan serta hasil analisa, menghadirkan data kalau kotoran sawit punyai nilai nutrisi yg tidak sama yg menurut model kotoran sawit. Bedasarkan penelitia juga kotoran dari pelepah sawit miliki nilai protein yg rendah serta sebaknya punyai serat kasar yg cukuplah tinggi. Apabila kita secara langsung berikan secara langsung pada ternak kita bakal alami kekurangan nutrisi, hingga petmbuhan dari ternak bakal terganggu, oleh sebab itu kotoran pelepah sawit buat pakan ternak ini butuh dioleh lebih dahulu buat menambah kwalitas serta tingkat kecernaannya. 

Nilai Kandungan Nutrisi Kotoran Sawit : 

NoLimbah Sawit (%)Berat Kasar (%)Protein Kasar (%)Sarat Kasar (%)
1Daun Tanpa Lidi46,1814,1221,52
2Pelepah26,073,0750,94
3Lumpur Sawit24,0814,5835,8
4Bungkil91,8316,3336,68
5Serat Perasan93,116,248,10
6Tandan Kosong92,103,2747,93

Pelepah serta daun kelapa sawit yg dimanfaatkan jadi sumber atau substitusi pakan hijauan punyai minimnya atau hambatan ialah karena sebab terdapatnya lidi pada pelepah daun sawit yg bakal menyulitkan ternak dalam mengonsumsinya. Oleh sebab itu, sebelum kita pakai pelepah daun sawit ini butuh dipotong-potong halus yg dapat kita pakai mesin chopper (mesin pencacah) hingga lebih ringan dikonsumsi ternak, serta ternak kita tak tertucuk mulutnya. 

Pada saat kali pertama kita kasih pelepah sawit jadi minggu ternak buat peganti pakan hijauan, ternak kelihatan tak menggemarinya pada babak awal. Tetepi dengan menaikkan sejumlah sumber kosentrat, ternak sapi mulai belajar menggunakan pelepah sawit dengan cara pelan-pelan, selanjut dia bakal tertarik pada serta mulai memakannya. 

Bertambahnya Berat Harian Tubuh Ternak Sapi 

Pemberian pelepah daun sawit, dapat dipakai pada ternak sampai level atau tingkat 60%, bisa memberikan kenaikan berat tubuh ternak. Pada sapi peranakan ongole (PO) yan dikasihkan pelepah daun sawit, jerami padi, serta jerami jagung fermentasi memberikan bertambahnya berat tubuh hariannya lebih kurang 0, 35- 0, 45Kg/ekor/hari. Dan pada model sapi Brahman bertambahnya berat tubuh sapi berkisara pada 0, 35-0, 79Kg/ekor/hari. 

Oleh sebab itu, pelepah daun sawit jadi pakan ternak sapi dapat mengambil alih pakan hijauan. Namun dalam penggunaannya seharusnya biar di gabung dengan pakan yg mempuyai protein tinggi (kosentrat) seperti pelepah daun sawit, hal semacam ini disebabkan nilai gizi serta kecernaannya yg rendah, eneri yg dibuat cuma dapat cukupi kepentingan hidup pokok, dan buat perkembangan, bunting serta laktasi diperlukan kosentrat hingga kekurangan protein serta energy dapat tercukupi