Sabtu, 11 Agustus 2018

KETAHUI CARANYA Membuat Tepung Bulu



Limbah bulu ayam makin bertambah bersamaan meningkatnya populasi ayam serta tingkat pemotongan menjadi karena meningkatnya keinginan daging ayam di pasar. Bulu ayam sampai sekarang ini sedikit digunakan serta cuma beberapa kecil saja yang digunakan menjadi bahan untuk bikin kemoceng, pengisi jok, pupuk tanaman, kerajinan tangan/hiasan serta shuttle cock (Adiati et al., 2004). Menurut Packham (1982) jika hasil dari pemotongan tiap-tiap ekor ternak unggas akan didapat bulu sekitar ± 6% dani berat hidup (berat potong ± 1, 5 kg). Sebelum bulu ayam dikasihkan ke Ternak, bulu ayam di proses terlebih dulu jadi tepung. Pemrosesan bulu ayam pada prinsipnya untuk melemahkan atau akan memutus ikatan dalam keratin lewat proses hidrolisis. Beberapa cara pemrosesan sudah di teliti untuk tingkatkan kecernaan dari bulu 
ayam. Pemrosesan bulu ayam jadi tepung bisa dikerjakan dengan cara-cara, diantaranya : 


1. Pemrosesan dengan fisik 
Sampah bulu ayam yang diolah memakai tehnik fisik bisa dikerjakan dengan desakan serta suhu tinggi, yakni pada suhu 105°C dengan desakan 3atm serta kandungan air 40% saat 8 jam. Sampel yang telah bersih akan di autoklaf, lalu dikeringkan serta siap untuk digiling (Adiati et. al., 2004). 
2. Pemrosesan dengan kimiawi 
Proses kimiawi dikerjakan dengan menambahkan HCl 12%, dengan ratio 2 : 1 pada bulu ayam yang telah bersih, lantas disimpan dalam wadah tertutup saat empat hari. Sampel yang sudah di rendam oleh HCl 12% lalu dikeringkan serta siap untuk digiling jadi tepung. 
3. Pemrosesan dengan enzimatis 
Bulu ayam yang diolah dengan tehnik enzimatis dikerjakan dengan memberikan enzim proteolitik 0, 4% serta disimpan saat dua jam pada suhu 52oC. Bulu ayam lalu dipanaskan pada suhu 87oC sampai kering serta digiling sampai jadi tepung. 
4. Pemrosesan dengan kimia dengan basa 
Pemrosesan dengan kimia memakai basa, bisa dikerjakan dengan memberikan NaOH 6%, dibarengi pemanasan serta desakan memakai autoklaf. Bulu ayam yang telah siap lalu dikeringkan serta digiling (Puastuti 2007). 
Bulu ayam begitu mungkin jadikan menjadi sumber protein pakan ternak, karena kandungan protein kasarnya tinggi yakni 85-95%. Bulu ayam bisa digunakan untuk kombinasi pakan ternak unggas ataupun ternak ruminansia bahkan juga jadikan pelet untuk pakan ikan. 

1. TEPUNG BULU UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA 
Pemakaian bulu ayam menjadi sumber protein pada ransum ternak ruminansia sedikit dikerjakan. Hal seperti ini karena disebabkan protein yang terdapat didalamnya susah diolah. Protein kasar bulu ayam termasuk juga dalam type protein serat, yakni keratin yang susah diolah baik oleh mikroorganisme rumen ataupun oleh enzim-enzim pencernaan pascarumen (Tillman et. al., 1982). Kelebihan pemakaian tepung bulu ayam untuk ternak ruminansia merupakan ada beberapa protein yang tahan pada perombakan oleh mikroorganisme rumen (rumen undegradable protein/RUP), akan tetapi dapat diuraikan dengan enzimatis pada aliran pencernaan pascarumen. Nilai RUP itu sekitar pada 53-88%, sesaat nilai kecernaan dalam rumen sekitar 12-46%. 

2. TEPUNG BULU UNTUK PAKAN TERNAK UNGGAS 
Pemakaian tepung bulu ayam untuk ransum unggas menjadi alternatif sumber protein pakan konvensional (bungkil kedelai) s/d skala 40 persen dari keseluruhan protein ransum memberi tanggapan sebagus ransum kontrol. Beberapa hasil riset tunjukkan jika tepung bulu bisa dipakai pada level tidak lebih dari 4 persen dari keseluruhan formula ransum tanpa membuat produktivitas unggas turun. Makin baik pengolahannya, makin baik juga akhirnya. Makin banyak dipakai tepung ini malah akan mendesak prestasi unggas, produksi telur menyusut serta bertambahnya berat tubuh juga turun (Rasyaf, 1992). Tepung bulu tidak disenangi (kurang palatable) oleh ternak, hingga penggunaannya dalam ransum mesti dibatasi. Penggunaan yang terlalu berlebih akan kurangi mengkonsumsi ransum, mengkibatkan kandungan asam amino yang tidak beralih Penggunaan dalam ransum unggas serta babi dianjurkan maximum 5-7 persen. Untuk broiler (ayam potong) dianjurkan < 5%, untuk ayam petelur 7%. Di lapangan, pabrik pakan cuma memakai tepung bulu seputar 1- 2 persen saja dalam ransum pakan lengkap. 

Pelet bulu ayam adalah salah satunya pengembangan makanan ikan yang bahan dasarnya terbuat dari bulu ayam. Bulu ayam yang dipakai menjadi bahan basic pembuatan pelet merupakan bulu ayam kering yang sudah digiling hingga serat bulu ayamnya tambah lebih lembut. Hasil uji laboratorium yang sudah dikerjakan pada sampel pelet bulu ayam yang diujikan di LPPT Kampus Gadjah Mada, pelet bulu ayam mempunyai kandungan air sebesar 9, 16 persen, abu sebesar 3, 47 persen, serat kasar sebesar 6, 65 persen, protein sebesar 20, 22 persen, karbohidrat sebesar 65, 29% serta lemak sebesar 1, 86 persen. Dari pengujian itu bisa kita kenali sebenarnya pelet bulu ayam mempunyai kandungan protein, karbohidrat, serta lemak yang bisa meningkatkan berat tubuh ikan. 
Kelebihan produk pelet bulu ayam adalah ramah lingkungan, dimaksud ramah lingkungan karena produk pelet ini benar-benar tidak memakai kombinasi bahan kimia. Bahan basic yang dipakai yaitu sampah bulu ayam. Tidak hanya untuk kurangi pencemaran lingkungan, pemrosesan sampah bulu ayam bisa dimaksimalkan bukan sekedar menjadi bahan basic kemoceng, isian bantal serta boneka. Selain itu pelet bulu ayam gampang dalam proses produksi, karena dengan memakai mesin-mesin yang gampang diketemukan seperti mesin penggiling bulu ayam, mesin pencetak pelet, serta mesin oven. Diluar itu beberapa bahan kombinasi lainnya untuk bikin pelet bulu ayam cukuplah gampang diketemukan di market. Pelet bulu ayam di jual dengan harga yang murah, dengan harga Rp 7. 000, 00 telah memperoleh satu paket pelet bulu ayam. Tidak hanya dengan harga yang cukuplah murah isi pelet bulu ayam ini tambah lebih banyak dibanding pelet umumnya. (kompasiana. com). 


Masalah utama pemakaian tepung bulu ayam dalam ransum untuk ternak merupakan rendahnya daya cerna protein bulu. Hal itu dikarenakan sejumlah besar kandungan protein kasar berupa keratin (SRI INDAH, 1993). Dalam aliran pencernaan, keratin tidak bisa dirombak jadi protein tercerna hingga tidak bisa digunakan oleh ternak. Supaya bisa digunakan menjadi bahan pakan, bulu ayam mesti berikan perlakuan, dengan memecah ikatan sulfur dari sistin dalam bulu ayam itu.

Sumber : http://www.ilmuternak.com/2015/05/tepung-bulu-ayam-untuk-pakan-ternak.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar